Minggu, 04 Agustus 2013

Hai. Kamu. Yang sekarang mengisi hari-hariku. Terima kasih :) kamu sangat baik. Membuat saya nyaman. Walau saya belum bisa terikat sama kamu. Saya bernazar pada Tuhan. Selain itu, saya masih ingin sendiri. Tanpa menggantungkan diri sama kamu. Walaupun sekarang, ketergantungan itu mulai ada. Semoga itu tidak merepotkan kamu. Hati saya masih takut menaut. Takut tiba-tiba ada perompak yang melayarkan tautan perahu yang sekarang saya tautkan di pantai. Saya masih belum berani melayarkannya ke laut. Iya, kamu (yang saya harap) lautku. 

Dan, kamu yang lain. Iya, masa laluku. Yang selalu saya tulis di postingan-postingan saya sebelumnya. Yang (dulu) selalu saya rindukan dalam sudut kamar kos saya. Yang (dulu) menyemangati saya dalam mencapai segelintir impian saya. Yang (dulu) pernah memerhatikan saya ketika saya lupa dengan diri saya sendiri. Iya kamu. Yang pada akhirnya membuat saya mengerti apa arti menunggu. Menunggu sebuah jawaban tersirat yang telah kamu katakan dalam gestur tubuhmu. Yang telah kamu gambarkan saat kamu menjauh dariku. Kamu, yang berhasil membuatku meneteskan air mata di balik selimut. Kamu, yang mengajarkan saya kuat dan hanya menggantungkan diri pada Tuhan. Yang mengajarkan saya tentang apa arti Tuhan. Yang mengajarkan saya untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Yang mengajarkan saya arti kedewasaan dan pantang menyerah. Terima kasih untuk segalanya. Untuk kenangannya. Untuk pelajarannya. Untuk perhatian yang dulu kau curahkan. Terima kasih. Namun, saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dulu saya memang pernah berjanji untuk menunggumu. Maaf saya mengingkari janji saya. Saya hanya ingin bangun dari mimpi-mimpi indah yang membuat saya lalai. Saya ingin menghadapi realita. Realitanya adalah kamu hanya bisa menjadi masa lalu saya. Pangeran dalam mimpi-mimpi saya. Namun, kamu tidak nyata. Kamu hanya sebuah dongenge, di mana dongeng tidak akan jadi nyata. Selamat tinggal :) sekarang saya bisa mengucapkan selamat tinggal tanpa berurai airmata seperti sebelumnya :)

Untuk kamu (yang saya harap) lautku. Saya mohon waktu. Untuk menghapus luka lama yang masih membekas. Untuk berdiri dan yakin akan kamu. Memang tidak bisa cepat. Semoga kamu mau menunggu, sembari menunggu nazarku :)

1 komentar:

  1. baca blog maya juga han....
    kalian berdua isinya ada sama2nya :)
    bukan kalian ber2 sih, kita ber3... masih nunggu waktu :) semangaaatt kucriiittt

    BalasHapus