Sabtu, 05 Maret 2022

2022

Halo, masih ingat aku? Haha kamu memang sulit sekali dilupakan ya cil. Sudah 9 tahun rasanya tidak memanggil kamu seperti itu lagi. Beberapa kali instagram kamu dan keluarga kecilmu berseliweran di instagram story ku. Aku senang lihat kamu bahagia. 

Aku masuk UI cil. Hehe. Mimpiku dulu yang kamu pernah ikut mendukungku dulu, tapi doanya baru dikabulkan sekarang. Tidak apa apa. Memang aku harus melewati perantauan supaya aku bisa mengikhlaskan kamu. Kalau aku tidak merantau, mungkin bisa jadi sampai sekarang aku belum mengikhlaskan kamu.

Tapi aku tidak jadi ambil sekolah spesialis anak cil hihi, ternyata jiwaku bukan disitu. Tidak apa apa ya aku tidak jadi dokter untuk anakmu seperti keinginanku yang sempat tercetus dulu.

Yah, semoga kamu sehat selalu yah, semoga juga anakmu nanti bisa mendapatkan laki laki nya tanpa melewati proses yang kulalui. Biar dia melewati proses yang bundanya lalui saja hehe.

Minggu, 21 Maret 2021

Karena Geez dan Ann

 2021. 3 tahun setelah kamu dan aku punya masa depan yang berbeda. Kamu sudah bahagia dengan bidadari surgamu. Akupun sudah disibukan dengan hidupku dan (calon) masa depanku. 

Beberapa minggu lalu aku menonton film Geez and Ann. Di film itu aku teringat kamu. Flashback lagi tentang kamu. Bukan sedih tapi yang aku rasa, lebih ke arah geli. Geli mengingat semua kenangan masa SMA aku dan kamu. Kurang lebih hampir 10 tahun lalu kenangan itu. Tapi kamu memang akan selalu punya tempat sendiri di hatiku. Walaupun aku sudah punya pangeran masa depanku, dan kamu sudah punya peri kecilmu. 

Tapi terkadang aku berandai, jika aku masuk UI, jika aku tidak merantau, apa aku akan berakhir dengan kamu? Belum tentu juga. Karena mungkin memang aku dan kamu ga jodoh aja, tapi jalannya diarahkan seperti ini hehehehehe

Semoga kamu baik baik ya, sehat selalu, jangan panas ya kupingmu setiap aku membicarakanmu, sama seperti 9 tahun yang lalu

Kamis, 29 Maret 2018

2018. Penyelesaian mimpi

Halo.
Pangeranku di saat berusia 15 tahun.
Mimpi-mimpiku dulu.
Selamat.
Besok kamu akan berijab di depan tuan putrimu.
Dulu aku menyelesaikan cerita kita yang menggantung sendirian.
Sekarang kamu sudah selesaikan pula dengan takdirmu.
Aku ikut bersuka untuk bahagiamu.
Semoga kamu bahagia.
Dengan wanita masa depanmu.


Tertanda,
Yang pernah jadi bagian masa lalumu

Minggu, 09 Februari 2014

17 tahun

Iya hari ini gue 17 tahun. Umur yang banyak dibilang orang merupakan umur kedewasaan. Guepun merasakan itu. Artinya gue harus lebih bersikap dewasa. Ini yang bikin bingung. Mungkin kemaren2 gue masih bisa nge-les kalau berlaku kebocah bocahan "kan belum 17 tahun". Atau masih sering dibilang anak kecil sama orang-orang. Tapi sekarang udah ga bisa lagi. Ya, sekarang tinggal guenya aja mau dewasa atau engga. Please be nice 17 :)

Rabu, 05 Februari 2014

IP sudah keluar. Tau rasanya? Sakit! Nyeri! Seperti ditusuk oleh panah api lalu diceburkan ke dalam air es. Melepuh remuk ditelan badai. Aku sudah tidak bisa menangis. Bahkan air mata enggan menemani. Entah bagaimana mulut ini mengatakan yang sebenarnya kepada mereka, orang tuaku. Entah harus melalui jalan apa agar tidak menghancurkan hati mereka. Sungguh aku tak sanggup. Belajar apa aku semester kemarin? Apa yang aku cerna? Apa yang aku dapat? Tuhaaaan tolong aku Tuhaaaan. Kenapa bebannya terlalu berat? Kenapa aku harus mengalami kejatuhan yang amat sangat seperti ini baru aku bangkit. Bisakah aku jadi dokter? Bisakah Tuhan?

Minggu, 02 Februari 2014

“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” 

-Tere Liye, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin-

Kamis, 30 Januari 2014

Nostalgia

Perahu kertasku kan melaju
 Membawa surat cinta bagimu
 Kata-kata yang sedikit gila 
Tapi ini adanya
 
Perahu kertas mengingatkanku 
Betapa ajaibnya hidup ini
 Mencari-cari tambatan hati 
Kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) cita-cita 
Yang lama ku pendam sendiri 
Berdua ku bisa percaya

Reff: 
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
 Dan kau ada di antara milyaran manusia 
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
 
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…

Lagu di atas bukan sembarang lagu. Kadang saya merenung mendengar lagu itu. Lagu tersebut menyimpan banyak kenangan. Mungkin di sini akan terdengar sedikit hiperbolis, tapi begitulah adanya. Ketika saya masih dalam balutan putih abu-abu. Ketika saya  amat mengagung-agungkan kekuatan mimpi dan harapan. Ketika saya belum terbuka akan hal-hal realistis. Saat tawa masih menggantung ceria. Saat saya bermimpi akan banyak hal. Tentang cita dan cinta. Saya bukan ingin membuka luka lama dan mengingat masa lalu. Namun, ketika mendengar lagu di atas saya sering tersenyum sendiri. Saya merindukan saat saya berada di masa itu. Ketika mimpi-mimpi masih menggelantung tinggi bertebaran di atas sana. Saat saya belum merasakan pahit getirnya hidup sendiri. Saya memang belum dewasa. Saya baru mahasiswa tahun kedua. Namun entah mengapa terasa berbeda sekali dengan saat saya dalam balutan putih abu itu. Entahlah, saya rindu.