Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya
Reff:
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…
Lagu di atas bukan sembarang lagu. Kadang saya merenung mendengar lagu itu. Lagu tersebut menyimpan banyak kenangan. Mungkin di sini akan terdengar sedikit hiperbolis, tapi begitulah adanya. Ketika saya masih dalam balutan putih abu-abu. Ketika saya amat mengagung-agungkan kekuatan mimpi dan harapan. Ketika saya belum terbuka akan hal-hal realistis. Saat tawa masih menggantung ceria. Saat saya bermimpi akan banyak hal. Tentang cita dan cinta. Saya bukan ingin membuka luka lama dan mengingat masa lalu. Namun, ketika mendengar lagu di atas saya sering tersenyum sendiri. Saya merindukan saat saya berada di masa itu. Ketika mimpi-mimpi masih menggelantung tinggi bertebaran di atas sana. Saat saya belum merasakan pahit getirnya hidup sendiri. Saya memang belum dewasa. Saya baru mahasiswa tahun kedua. Namun entah mengapa terasa berbeda sekali dengan saat saya dalam balutan putih abu itu. Entahlah, saya rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar