Kamis, 30 Januari 2014

Nostalgia

Perahu kertasku kan melaju
 Membawa surat cinta bagimu
 Kata-kata yang sedikit gila 
Tapi ini adanya
 
Perahu kertas mengingatkanku 
Betapa ajaibnya hidup ini
 Mencari-cari tambatan hati 
Kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) cita-cita 
Yang lama ku pendam sendiri 
Berdua ku bisa percaya

Reff: 
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
 Dan kau ada di antara milyaran manusia 
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
 
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…

Lagu di atas bukan sembarang lagu. Kadang saya merenung mendengar lagu itu. Lagu tersebut menyimpan banyak kenangan. Mungkin di sini akan terdengar sedikit hiperbolis, tapi begitulah adanya. Ketika saya masih dalam balutan putih abu-abu. Ketika saya  amat mengagung-agungkan kekuatan mimpi dan harapan. Ketika saya belum terbuka akan hal-hal realistis. Saat tawa masih menggantung ceria. Saat saya bermimpi akan banyak hal. Tentang cita dan cinta. Saya bukan ingin membuka luka lama dan mengingat masa lalu. Namun, ketika mendengar lagu di atas saya sering tersenyum sendiri. Saya merindukan saat saya berada di masa itu. Ketika mimpi-mimpi masih menggelantung tinggi bertebaran di atas sana. Saat saya belum merasakan pahit getirnya hidup sendiri. Saya memang belum dewasa. Saya baru mahasiswa tahun kedua. Namun entah mengapa terasa berbeda sekali dengan saat saya dalam balutan putih abu itu. Entahlah, saya rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar