IP sudah keluar. Tau rasanya? Sakit! Nyeri! Seperti ditusuk oleh panah api lalu diceburkan ke dalam air es. Melepuh remuk ditelan badai. Aku sudah tidak bisa menangis. Bahkan air mata enggan menemani. Entah bagaimana mulut ini mengatakan yang sebenarnya kepada mereka, orang tuaku. Entah harus melalui jalan apa agar tidak menghancurkan hati mereka. Sungguh aku tak sanggup. Belajar apa aku semester kemarin? Apa yang aku cerna? Apa yang aku dapat? Tuhaaaan tolong aku Tuhaaaan. Kenapa bebannya terlalu berat? Kenapa aku harus mengalami kejatuhan yang amat sangat seperti ini baru aku bangkit. Bisakah aku jadi dokter? Bisakah Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar