Sepi dan sendiri. Menemani malam sunyi. Hanya detik jam dan suara jangkrik menggema. Mengiringi degup jantung yang melawan perasaan rindu. Hanya sekedar kenangan. Tak mungkin terulang. Tes...cukup sudah! Bendungan air mata sudah tumpah. Mengalir melewati pipi yang dulu disentuh olehnya. Suara tertahan. Hanya namanya yang teringat. Hanya tawanya yang terbayang.
Memori terputar kembali. Bagai kepingan puzzle yang menyusun sendiri bagiannya hingga utuh. Mendung awan seakan turut berduka. Rindu itu semakin menguat. Sudah cukup banyak air mata yang menetes. Apa manusia itu mendengar?
Khianat dan kebohongan telah terkuak. Meruntuhkan segalanya. Menghancurkan kepercayaan. Beribu alasan sudah dikatakan. Omong kosong!
Benar! Hidup terasa hambar tanpa masalah. Kini hambar itu berubah menjadi pahit getir. Hati menjerit. Menjerit sekuat kuatnya Berteriak sekencangnya. Terbang sebebas bebasnya. Melepas penat yang memuncak.
Selamat tinggal kenangan! Takkan terhapus, akan terkenang selalu. Tak hanya meninggalkan luka hati. Namun juga meninggalkan pengalaman berharga yang tak ternilai harganya.
Memori terputar kembali. Bagai kepingan puzzle yang menyusun sendiri bagiannya hingga utuh. Mendung awan seakan turut berduka. Rindu itu semakin menguat. Sudah cukup banyak air mata yang menetes. Apa manusia itu mendengar?
Khianat dan kebohongan telah terkuak. Meruntuhkan segalanya. Menghancurkan kepercayaan. Beribu alasan sudah dikatakan. Omong kosong!
Benar! Hidup terasa hambar tanpa masalah. Kini hambar itu berubah menjadi pahit getir. Hati menjerit. Menjerit sekuat kuatnya Berteriak sekencangnya. Terbang sebebas bebasnya. Melepas penat yang memuncak.
Selamat tinggal kenangan! Takkan terhapus, akan terkenang selalu. Tak hanya meninggalkan luka hati. Namun juga meninggalkan pengalaman berharga yang tak ternilai harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar