Selasa, 07 Mei 2013

Halo angin. Apa kabar kamu? Semilirmu masih familiar dalam auraku. Selalu aku rasakan dalam hirupan nafas. Membuat hidungku kempas kempis menikmatinya. Namun, semuanya berubah. Semilirmu kini mati. Disentakan pasir yang mengikutimu dari Gurun Sahara. Hidungku kini megap-megap. Meraih hirupan yang biasanya mengisi paru-paruku. Hingga aku mencarimu. Entah kemana. Tanpa peta. Juga tanpa lentera. Aku tak bisa mencari semilir baru. Atau belum bisa? Akupun tak tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar